Steam ID : littlehox

Selasa, 11 Oktober 2016

ARSITEKTUR TELEMATIKA

Arsitektur telematika yaitu sebuah struktur desain yang secara logic dapat meningkatkan hubungan jaringan komunikasi dengan teknologi informasi.
Selanjutnya akan dibahas model arsitektur telematika yang terdiri dari client dan server. Pengertian client-server merupakan sebuah paradigma dalam teknologi informasi yang merujuk kepada cara untuk mendistribusikan aplikasi ke dalam dua pihak, yiatu pihak client dan pihak server. 15 tahun sejak diperkenalkan client-server telah menjadi pilihan dalam arsitektur aplikasi. Client-server diaplikasikan pada aplikasi mainframe yang sangat besar untuk membagi beban proses loading antara client dan server. Sebagai dampaknya client-server telah mengubah cara atau pola pikir kita dalam mendesain dan membangun aplikasi. Dan ini sangat membantu end-user dalam peng-harapan tentang “the look and feel” dari multiuser software. Dalam perkembangannya, client-server dikembangkan oleh dominasi perusahaan-perusahaan software besar yaitu Baan, Informix, Lotus, Microsoft, Novell, Oracle, PeopleSoft, SAP, Sun, dan Sybase. Perusahaan-perusahaan ini adalah superstar pada era pertama dimunculkannya konsep client/ server. Saat ini perusahaanperusahaan ini telah menjadi perusahaan komputer yang stabil dan besar.

Asitektur Sisi Client
Arsitektur Client merujuk pada pelaksanaan atau penyimpanan data pada browser (atau klien) sisi koneksi HTTP. JavaScript adalah sebuah contoh dari sisi klien eksekusi, dan cookie adalah contoh dari sisi klien penyimpanan.
Karakteristik Klien :
  • Memulai terlebih dahulu permintaan ke server.
  • Menunggu dan menerima balasan.
  • Terhubung ke sejumlah kecil server pada waktu tertentu.
  • Berinteraksi langsung dengan pengguna akhir, dengan menggunakan GUI.
Arsitektur Sisi Server
Sebuah eksekusi sisi server adalah server Web khusus eksekusi yang melampaui standar metode HTTP itu harus mendukung. Sebagai contoh, penggunaan CGI script sisi server khusus tag tertanam di halaman HTML; tag ini memicu tindakan terjadi atau program untuk mengeksekusi.

Karakteristik Server:
  • Selalu menunggu permintaan dari salah satu klien.
  • Melayani klien permintaan kemudian menjawab dengan data yang diminta ke klien.
  • Sebuah server dapat berkomunikasi dengan server lain untuk melayani permintaan klien.
  • Jenis-jenisya yaitu : web server, FTP server, database server, E-mail server, file server, print server. Kebanyakan web layanan ini juga jenis server.
Kolaborasi Client – Server

1. Standalone (one-tier)
Pada arsitektur ini semua pemrosesan dilakukan pada mainframe. Kode aplikasi, data dan semua komponen sistem ditempatkan dan dijalankan pada host. 


Walaupun komputer client dipakai untuk mengakses mainframe, tidak ada pemrosesan yang terjadi pada mesin ini, dan karena mereka “dump-client” atau “dump-terminal”. Tipe model ini, dimana semua pemrosesan terjadi secara terpusat, dikenal sebagai berbasis-host. Sekilas dapat dilihat kesalahan pada model ini. Ada dua masalah pada komputasi berbasis host: Pertama, semua pemrosesan terjadi pada sebuah mesin tunggal, sehingga semakin banyak user yang mengakses host, semakin kewalahan jadinya. Jika sebuah perusahaan memiliki beberapa kantor pusat, user yang dapat mengakses mainframe adalah yang berlokasi pada tempat itu, membiarkan kantor lain tanpa akses ke aplikasi yang ada.

Pada saat itu jaringan sudah ada namun masih dalam tahap bayi, dan umumnya digunakan untuk menghubungkan terminal dump dan mainframe. Internet baru saja dikembangkan oleh pemerintah US dan pada saat itu dikenal sebagai ARPANET. Namun keterbatasan yang dikenakan pada user mainframe dan jaringan telah mulai dihapus.

2. Client/Server (two-tier)
Dalam model client/server, pemrosesan pada sebuah aplikasi terjadi pada client dan server. Client/server adalah tipikal sebuah aplikasi two-tier dengan banyak client dan sebuah server yang dihubungkan melalui sebuah jaringan, seperti terlihat dalam gambar 1.2. Aplikasi ditempatkan pada komputer client dan mesin database dijalankan pada server jarak-jauh. Aplikasi client mengeluarkan permintaan ke database yang mengirimkan kembali data ke client-nya.




Dalam client/server, client-client yang cerdas bertanggung jawab untuk bagian dari aplikasi yang berinteraksi dengan user, termasuk logika bisnis dan komunikasi dengan server database. Tipe-tipe tugas yang terjadi pada client adalah :
  • Antarmuka pengguna
  • Interaksi database
  • Pengambilan dan modifikasi data
  • Sejumlah aturan bisnis
  • Penanganan kesalahan
Server database berisi mesin database, termasuk tabel, prosedur tersimpan, dan trigger (yang juga berisi aturan bisnis). Dalam sistem client/server, sebagian besar logika bisnis biasanya diterapkan dalam database. Server database manangani :
  • Manajemen data
  • Keamanan
  • Query, trigger, prosedur tersimpan
  • Penangan kesalahan
Arsitektur client/server merupakan sebuah langkah maju karena mengurangi beban pemrosesan dari komputer sentral ke komputer client. Ini berarti semakin banyak user bertambah pada aplikasi client/server, kinerja server file tidak akan menurun dengan cepat. Dengan client/server user dair berbagai lokasi dapat mengakses data yang sama dengan sedikit beban pada sebuah mesin tunggal. Namun masih terdapat kelemahan pada model ini. Selain menjalankan tugas-tugas tertentu, kinerja dan skalabilitas merupakan tujuan nyata dari sebagian besar aplikasi. Model client/server memiliki sejumlah
keterbatasan :
  • Kurangnya skalabilitas
  • Koneksi database dijaga
  • Tidak ada keterbaharuan kode
  • Tidak ada tingkat menengah untuk menangani keamanan dan transaksi
Aplikasi-aplikasi berbasis client/server memiliki kekurangan pada skalabilitas. Skalabilitas adalah seberapa besar aplikasi bisa menangani suatu kebutuhan yang meningkat – misalnya, 50 user tambahan yang mengakses aplikasi tersebut. Walaupun model client/server lebih terukur daripada model berbasis host, masih banyak pemrosesan yang terjadi pada server. Dalam model client/server semakin banyak client yang menggunakan suatu aplikasi, semakin banyak beban pada server.

Koneksi database harus dijaga untuk masing-masing client. Koneksi menghabiskan sumber daya server yang berharga dan masing-masing client tambahan diterjemahkan ke dalam satu atau beberapa koneksi. Logika kode tidak bisa didaur ulang karena kode aplikasi ada dalam sebuah pelaksanaan executable monolitik pada client. Ini juga menjadikan modifikasi pada kode sumber sulit. Penyusunan ulang perubahan itu ke semua komputer client juga membuat sakit kepala.

Keamanan dan transaksi juga harus dikodekan sebagai pengganti penanganan oleh COM+/MTS. Bukan berarti model client/server bukanlah merupakan model yang layak bagi aplikasi-aplikasi. Banyak aplikasi yang lebih kecil dengan jumlah user terbatas bekerja sempurna dengan model ini. Kemudahan pengembangan aplikasi client/server turut menjadikannya sebuah solusi menarik bagi perusahaan.

Pengembangan umumnya jauh lebih cepat dengan tipe sistem ini. Siklus pengembangan yang lebih cepat ini tidak hanya menjadikan aplikasi meningkat dan berjalan dengan cepat namun juga lebih hemat biaya.

3. Three-Tier / Multi-Tier

Model three-tier atau multi-tier dikembangkan untuk menjawab keterbatasan pada arsitektur client/server. Dalam model ini, pemrosesan disebarkan di dalam tiga lapisan (atau lebih jika diterapkan arsitektur multitier). Lapisan ketiga dalam arsitektur ini masing-masing menjumlahkan fungsionalitas khusus. Yaitu :
  • Layanan presentasi (tingkat client)
  • Layanan bisnis (tingkat menengah)
  • Layanan data (tingkat sumber data)
Layanan presentasi atau logika antarmuka pengguna ditempatkan pada mesin client. Logika bisnis dikeluarkan dari kode client dan ditempatkan dalam tingkat menengah. Lapisan layanan data berisi server database. Setiap tingkatan dalam model three-tier berada pada komputer tersendiri, seperti pada gambar 1.3



Konsep model three-tier adalah model yang membagi fungsionalitas ke dalam lapisan-lapisan, aplikasiaplikasi mendapatkan skalabilitas, keterbaharuan, dan keamanan.

Daftar Pustaka :
digilib.unsri.ac.id/download/2tier%20VS%203tier14082009.pdf
http://lintoherlambang.com/arsitektur-aplikasi-client-server.html

Kamis, 29 September 2016

Perkembangan Telematika di Indonesia dan Trend kedepan

Peristiwa proklamasi 1945 membawa perubahan yang bagi masyarakat Indonesia, dan sekaligus menempatkannya pada situasi krisis jati diri. Krisis ini terjadi karena Indonesia sebagai sebuah negara belum memiliki perangkat sosial, hukum, dan tradisi yang mapan. Situasi itu menjadi ‘bahan bakar’ bagi upaya-upaya pembangunan karakter bangsa di tahun 50-an dan 60-an. Di awal 70-an, ketika kepemimpinan soeharto, orientasi pembangunan bangsa digeser ke arah ekonomi, sementara proses – proses yang dirintis sejak tahun 50-an belum mencapai tingkat kematangan. Dalam latar belakang sosial demikianlah telekomunikasi dan informasi, mulai dari radio, telegrap, dan telepon, televise, satelit telekomunikasi, hingga ke internet dan perangkat multimedia tampil dan berkembang di Indonesia. Perkembangan telematika penulis bagi menjadi 2 masa yaitu masa sebelum atau pra satelit dan masa satelit.

  1. Masa Pra-Satelit
Radio dan Telepon
Di periode pra satelit (sebelum tahun 1976), perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia masih terbatas pada bidang telepon dan radio. Radio Republik Indonesia (RRI) lahir dengan di dorong oleh kebutuhan yang mendesak akan adanya alat perjuangan di masa revolusi kemerdekaan tahun 1945, dengan menggunakan perangkat keras seadanya. Dalam situasi demikian ini para pendiri RRI melangsungkan pertemuan pada tanggal 11 September 1945 untuk merumuskan jati diri keberadaan RRI sebagai sarana komunikasi antara pemerintah dengan rakyat, dan antara rakyat dengan rakyat.
Sedangkan telepon pada masa itu tidak terlalu penting sehingga anggaran pemerintah untuk membangun telekomunikasipun masih kecil jumlahnya. Saat itu, telepon dikelola oleh PTT (Perusahaan Telepon dan Telegrap) saja. Sampai pergantian rezim dari Orla ke Orba di tahun 1965, RRI merupakan operator tunggal siaran radio di Indonesia. Setelah itu bermunculan radio – radio siaran swasta. Lima tahun kemudian muncul PP NO. 55 tahun 1970 yang mengatur tentang radio siaran non pemerintah.
Periode awal tahun 1960-an merupakan masa suram bagi pertelekomunikasian Indonesia, para ahli teknologi masih menggeluti teknologi sederhana dan “kuno”. Misalnya saja, PTT masih menggunakan sentral-sentral telepon yang manual, teknik radio High Frequency ataupun saluran kawat terbuka (Open Were Lines). Pada masa itu, banyak negara pemberi dana untuk Indonesia – termasuk pendana untuk pengembangan telekomunikasi, menghentikan bantuannya. Hal itu karena semakin memburuknya situasi dan kondisi ekonomi dan politi di Indonesia.
Tercatat bahwa pada masa 1960-1967, hanya Jerman saja yang masih bersikap setia dan menaruh perhatian besar pada bidang telekomunikasi Indonesia, dan menyediakan dana walau di masa-masa sulit sekalipun. Ketika itu pengembangan telekomunikasi masih difokuskan pada pengadaan sentra telepon, baik untuk komunikasi lokal maupun jarak jauh, dan jaringan kabel. Indonesia saat itu belum memiliki satelit. Sentral telepon beserta perlengkapan hubungan jarak jauh ini diperoleh dari Jerman. Pada saat itu, Indonesia hanya dapat membeli produk yang sama, dari perusahaan yang sama, yakni Perusahaan Jerman. Tidak ada pilihan lain bagi Indonesia.
Keleluasaan barulah bisa dirasakan setelah di tahun 1967/1968 mengalir pinjaman-pinjaman ke Indonesia, baik bilateral ataupun pinjaman multilateral dari Bank Dunia, melalui pinjaman yang disepakati IGGI. Akan tetapi, pada masa inipun inovasi dalam pemfungsian teknologi telekomunikasi masih belum berkembang dengan baik di negeri ini. Peda dasarnya kita memberi dan memakai perlengkapan seperti switches, cables, carries yang sudah lazim kita pakai sebelumnya.
Televisi
Badan penyiaran televisi lahir tahun 1962 sebelum adanya satelit yang semula hanya dimaksudkan sebagai perlengkapan bagi penyelenggara Asian Games IV di Jakarta. Siaran percobaan pertama kali terjadi pada 17 Agustus 1962 yang menyiarkan upacara peringatan kemerdekaan RI dari Istana Merdeka melalui microwave. Dan pada tanggal 24 Agustus 1962, TVRI bisa menyiarkan upacara pembukaan Asian Games, dan tanggal itu dinyatakan sebagai hari jadi TVRI.
Terdorong oleh inovasi, akhirnya pada tanggal 14 November 1962 untuk pertama kalinya TVRI memberanikan diri melakukan siaran langsung dari studio yang berukuran 9×11 meter dan tanpa akustik yang memadai. Acaranya terbatas, hanya berupa permainan piano tunggal oleh B.J. Supriadi dengan pengaruh acara Alex Leo.
Lebih setahun setelah siaran pertama, barulah keberadaan TVRI dijelaskan dengan pembentukan Yayasan TVRI melalui Keppres No. 215/1963 tertanggal 20 oktober 1963. Antara lain disebutkan bahwa TVRI menjadi alat hubungan masyarakat (mass communication media) dalam pembangunan mental/spiritual dan fisik daripada Bangsa dan Negara Indonesia serta pembentukan manusia sosialis Indonesia pada khususnya.
Sampai tahun 1989, TVRI merupakan operator tunggal di bidang penyiaran televise.
Jadi sebelum satelit palapa mengorbit, Indonesia hanya mengenal telekomunikasi yang bersifat terestrial, yakni yang jangkauannya masih dibatasi oleh lautan. Telekomunikasi seperti ini tidak bisa menjangkau pulau-pulau kecuali melalui penggunaan SKKL (Saluran Komunikasi Kabel Laut) yang mahal dan sulit dipergunakan.

  1. Masa Satelit
Satelit Domestik Palapa
Gagasan tentang peluncuran satelit bagi telekomunikasi domestik di Indonesia bisa ditelusuri asal muasalnya dari sebuah konferensi di Janewa tahun 1971 yang disebut WARCST (World Administrative Radio Confrence on Space Telecomunication).
Pada konferensi itu di tampilkan pila pameran dari perusahaan raksasa pesawat terbang Hughes. Perusahaan inilah yang mengusulkan ide pemanfaatan satelit bagi kepentingan domestik Indonesia. Hal tersebut disambut oleh Suhardjono yang berlatar belakang militer dan membawa masalah satelit itu sampai ke Presiden RI.
Selain pertimbangan kelayakan ekonomi dan teknis, sejarah peluncuran satelit ini juga diwarnai oleh kepentingan politik dimana hubungan antara Indonesia dengan negara- negara lain sudah mulai bersahabat. Di sisi lain, satelit memungkinkan penyebaran luas ideologi negara ke masyarakat luas melalui TV, satelit juga menguntungkan secara ekonomi.
Komunikasi tentang cara-cara menggali sumber daya alam dapat berlangsung dengan mudah. Ini berlaku untuk kasus tembaga pura (Freeport) dan di Dili. Peluncuran satelit Palapa di Cape Canaveral, Florida, bulan Agustus 1976 pada panel peluncuran terdapat 3 orang Indonesia dan perwakilan dari perusahaan NASA dan Hughes.
Kejadian ini diresmikan juga melalui pidato kenegaraan oleh presiden Soeharto di Jakarta, tanggal 16 Agustus 1976. ini merupakan satu- satunya proyek teknologi yang mendapat tempat terhormat di gedung Parlemen. Namun peluncuran satelit itu merupakan kebijakan nasional yang gagasan awalnya dicetuskan oleh pemerintah.
Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Indonesia pernah mengalami ancaman perpecahan. Untuk mempersatukan tanah air yang sangat luas ini diperlukan sarana perhubungan yang mencakup seluruh wilayah nusantara. Proses kelahiran satelit ini hanya melibatkan sedikit teknokrat dan teknolog yang berpihak pada kepentingan Orba.
Nusantara 21
Perkembangan satelit dipacu lebih lanjut dengan diresmikannya “Nusantara 21” (N21) oleh presiden RI pada tanggal 27 Desember 1996. Menggelindingnya N21 menjadi masukan utama untuk pembentukan Tim koordinasi Telematika Indonesia (TKTI) melalui Kepres No. 30 tahun 1997. Tugas TKTI menurut Inpres No.6 tahun 2001 tentang pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia adalah :
(1) Mengkoordinasikan perencanaan dan memelopori program aksi dan inisiatif untuk meningkatkan perkembangan dan pendayagunaan teknologi telematika Indonesia serta memfasilitasi dan memantau pelaksanaannya,
(2) Memperkuat kemampuan menggalang sumber daya yang ada di Indonesia guna mendukung keberhasilan pelaksanaan semua arah pengembangan dan pendayagunaan teknologi telematika, melaksanakan forum untuk membangun consensus antar pihak-pihak terkait di sector pemerintah dan swasta, serta akses mengakses pengalaman internasional dalam mengembangkan sistem infrastruktur infomasi nasional.
Tim ini diketuai oleh Menko Produksi Industri Strategis (Ginanjar Kartasasmita), wakil ketua Menparpostel, beranggotakan tujuh menteri departemen (Menkeu, Menhankam, Menpen, Mendagri, Menperindag, Menaker, dan Mendikbud) serta lima menteri negara (Mensesneg, Menristek, MenPAN, Menivest, Men-PPN).
Visi N21 adalah menyediakan wahana berbasis teknologi telekomunikasi dan informatika nasional di dalam proses transformasi bangsa Indonesia dari masyarakat tradisional (traditional society) menjadi sebuah masyarakat yang berwawasan IPTEK dan berbasis pengetahuan (knowledge based society).
Konsep N21 merupakan jawaban atas tantangan globalisasi komunikasi dan informasi berupa jaringan komunikasi terpadu. N21 menggunakan kerangka pendekatan, antara lain, (a) Memanfaatkan semua teknologi yang dapat mendukung pembangunan di semua sektor; dan (b) membentuk suatu jaringan maya informasi atau adi marga informasi (virtual information network atau anformation superhighway) yang menghubungkan seluruh pelosok tanah air.
Dengan dikembangkannya N21 maka pada tahun 2000 atau memasuki abad 21 seluruh kecamatan di Indonesia akan mempunyai akses ke semua teknologi komunikasi dan computer (K-2) dalam suatu jaringan terpadu yang didukung oleh 11 sistem satelit komunikasi. Sekarang ini baru ada tiga sistem satelit yang beroperasi, yaitu PSN dengan Palapa 1. telkom dengan Palapa B4 dan B 2R, dan satelindo dengan Palapa C 1 dan C 2. Pengembangan infrastruktur fiik mengandung tiga kemungkinan penggunaan, yaitu : (1) Adiguna Marga Kepulauan (Archipelagic Super Highway), (2) Kota Multimedia (Multimedia Cities); dan (3) Nusantara Multimedia Community Acces Centers ( Pusat Akses Masyarakat Multimedia Nusantara).
Tim Koordinasi Telematika Nasional secara paripurna merumuskan cetk biru pengembangan telematika yang mencakup tiga kelompok utama, yaitu infastruktur, aplikasi, dan sumber daya.

  1. Trend Ke Depan Telematika
Seiring berkembangnya kemajuan teknologi yang semakin pesat, mengharuskan masyarakat untuk bisa mengikuti perkembangan teknologi yang telah ada. Mengenai trend ke depan Telematika, itu merupakan kebebasan individu untuk mengembangkan dan menjadikannya sebagai suatu trend (walau sesaat) di dalam masyrakat. Yang pasti dalam proses perkembangannya harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan tidak melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat. Sehingga tidak merugikan pihak lain dan tidak menguntungkan diri sendiri (egois). Sehingga trend ke depan telematika dapat menjadi suatu trend yang dapat diterima dan dinikmati oleh seluruh masyarakat, baik dari kalangan atas maupun dari kalangan bawah. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) juga tidak akan kalah dengan perkembangan TIK saat ini. Perangkat komputasi berskala terabyte, penggunaan multicore processor, penggunaan memory dengan multi slot serta peningkatan kapasitas harddisk multi terabyte akan banyak bermunculan dengan harga yang masuk akal. Komputasi berskala terabyte ini juga didukung dengan akses wireless dan wireline dengan akses bandwidth yang mencapai terabyte juga.
Hal ini berakibat menumbuhkan faktor baru dari perkembangan teknologi. Antarmuka pun sudah semakin bersahabat, lihat saja software Microsoft, desktop UBuntu, GoogleApps, YahooApps Live semua berlomba menampilkan antarmuka yang terbaik dan lebih bersahabat dengan kecepatan akses yang semakin tinggi. Hal ini ditunjang oleh search engine yang semakin cepat mengumpulkan informasi yang dibutuhkan oleh penggunannya. Pada akhirnya, era robotik akan segera muncul. Segenap mesin dengan kemampuan adaptif dan kemampuan belajar yang mandiri sudah banyak dibuat dalam skala industri kecil dan menengah, termasuk di tanah air. Jadi, dengan adanya teknologi manusia akan terus berkembang sehingga akan ada harapan-harapan tentang masa depan yang lebih baik.
Ada lima kelompok industry yang berperan besar dalam perkembangan trend telematika ke depan, diantaranya:

  1. Infrastruktur Telekomunikasi (biasanya resiko bisnis paling besar)
  2. Infrastruktur Internet (biasanya resiko bisnis sedang & rendah) 

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) juga tidak akan kalah dengan perkembangan TIK saat ini. Perangkat komputasi berskala terabyte, penggunaan multicore processor, penggunaan memory dengan multi slot serta peningkatan kapasitas harddisk multi terabyte akan banyak bermunculan dengan harga yang masuk akal. Komputasi berskala terabyte ini juga didukung dengan akses wireless dan wireline dengan akses bandwidth yang mencapai terabyte juga. Hal ini berakibat menumbuhkan faktor baru dari perkembangan teknologi. Antarmuka pun sudah semakin bersahabat, lihat saja software Microsoft, desktop UBuntu, GoogleApps, YahooApps Live semua berlomba menampilkan antarmuka yang terbaik dan lebih bersahabat dengan kecepatan akses yang semakin tinggi. Hal ini ditunjang oleh search engine yang semakin cepat mengumpulkan informasi yang dibutuhkan oleh penggunannya.
Pada akhirnya, era robotik akan segera muncul. Segenap mesin dengan kemampuan adaptif dan kemampuan belajar yang mandiri sudah banyak dibuat dalam skala industri kecil dan menengah, termasuk di tanah air. Jadi, dengan adanya teknologi manusia akan terus berkembang sehingga akan ada harapan-harapan tentang masa depan yang lebih baik.


Referensi :


  • http://www.gudangmateri.com/2010/08/perkembangan-telematika-di-indonesia.html
  • http://dee-x-cisadane.webs.com/apps/blog/show/19169220-sejarah-penerapan-dan-perkembangan-trend-telematika-ke-depan/
  • https://kambingsembilan.wordpress.com/2016/03/11/perkembangan-telematika-di-indonesia/
  • http://ariefbb.wordpress.com/2008/02/05/perkembangan-telematika-%E2%80%A6-just-my-another-unpopular-blogtitle/a
  • http://www.total.or.id/info.php?kk=Telematika

Selasa, 14 Juni 2016

PENGGUNAAN FASILITAS WIFI UNIVERSITAS GUNADARMA KAMPUS J

MAKALAH LAPORAN PENGAMATAN
PENGGUNAAN FASILITAS WIFI UNIVERSITAS GUNADARMA KAMPUS J



Ketua        : Agil Ridho Prasetyo        10113321
Anggota    : Jessy Imanuel            14113638
Muhammad Alvin Setiadi    15113831
Muharram Adi Prabowo        16113196
Rafif Baihaqi            17113128
Syam’un Al Ghozie        18113742
Kelas         : 3KA34

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016




KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur yang dalam kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya laporan ini dapat kami selesaikan. Laporan ini membahas mengenai pengamatan penggunaan fasilitas wifi kampus.
Laporan ini dibuat untuk mengetahui seberapa efektifnya fasilitas wifi yang disediakan oleh kampus dalam menunjang kegiatan perkuliahaan.
Kami menyadari bahwa, laporan ini masih jauh dari sempurna, karena itu kritik, saran dan masukan sangat kami harapkan untuk perbaikan pada penulisan selanjutnya.

Pada akhirnya kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.




Bekasi,  6 Juni 2016

Penyusun






BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Wifi merupakan sebuah teknologi yang memanfaatkan peralatan elektronik untuk bertukar data secara nirkabel (menggunakan gelombang radio) melalui sebuah jaringan komputer, termasuk koneksi internet berkecepatan tinggi. Saat ini wifi dapat dikatakan sebagai suatu kebutuhan untuk sebagian orang, karena dengan wifi, pengguna dapat memperoleh informasi, menyelesaikan pekerjaan, berkomunikasi atau pun melakukan transaksi jual beli.
Fasilitas wifi dapat dinikmati oleh banyak orang, hampir disetiap ruang publik terdapat sinyal wifi, seperti di halte bus, alun-alun kota, restoran, area perkantoran dan gedung universitas, fasilitas wifi tersebut dapat digunakan secara gratis, namun ada juga yang harus membayar terlebih dahulu atau dengan syarat tertentu sebelum menggunakannya.

1.2    Tujuan
Untuk mengetahui manfaat dari fasilitas wifi yang diberikan oleh kampus, apakah wifi tersebut digunakan untuk menunjang kegiatan perkuliahaan seperti mencari referensi tugas atau untuk keperluan pribadi seperti mengunduh film atau music dan melakukan jual beli.








BAB II
ISI LAPORAN

2.1    Lokasi Pengamatan
Dalam penulisan pengamatan ini, penulis melakukan pengamatan pada mahasiswa Universitas Gunadarma yang berada di Kampus J1 Gunadarma (Kalimalang), Kampus J2 Gunadarma (Kalimalang), Kampus J3 Gunadarma (Kalimas), Kampus J4 Gunadarma (Kemang Pratama) dan Kampus J5 Gunadarma (Cakung). Pengamatan ini dilaksanakan pada tanggal 6 Juni 2016 sampai 10 Juni 2016

2.2    Sampel
Sampel adalah himpunan bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi pengamatan. Sampel dalam pengamatan ini adalah sebagian dari mahasiswa Universitas Gunadarma yang berada di Bekasi.
Teknik pengambilan sampel dalam pengamatan ini adalah Sampling Acak dimana pengambilan sampel secara acak dari mahasiswa Universitas Gunadarma.

2.3    Hasil Pengamatan
Dari 10 orang yang ditanya secara acak, 70% diantara pengguna Wifi di Universitas Gunadarma menggunakan WiFi untuk mengunduh (download) media atau data pribadi mereka. Seperti contoh, mengunduh film bajakan, mengunduh game bajakan dan lain lain. 20% diantaranya menggunakan fasilitas WiFi dikampus untuk streaming video, membuka sosial media dan bermain game online. Dan sisa 10%nya menggunakan fasilitas tersebut untuk mengakses situs-situs referensi tugas perkuliahan. Bahkan beberapa mahasiswa mengetahui spot tertentu dimana spot tersebut memiliki kecepatan internet yang sangat mumpuni.

BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Eksistensi dari Wi-Fi tentu memiliki kelemahan dan keunggulan dalam setiap penggunaannya. Disatu sisi, berbagai kemudahan bisa didapat saat menggunakan fasilitas tersebut seperti mencari informasi yang mendidik untuk para penggunanya. Disisi lain fasilitas tersebut juga dapa digunakan di luar jalur pendidikan seperti, pencurian identitas, peretasan dokumen dan melihat gambar atau cerita yang mengandung unsur pornografi, yang dapat merusak mental psikis mahasiswa, sehingga kurang bahkan tidak dapat fokus pada kuliah yang sedang dijalaninya

3.2    Saran
Gunakanlah fasilitas yang sudah diberikan oleh pihak kampus khususnya wifi secara bijaksana, utamakan penggunaanya untuk menyelesaikan tugas kuliah. Lalu jika akan melakukan log in pada suatu website, pastikan website tersebut aman, karena melalui jaringan wifi, ada kemungkinan untuk terjadinya peretasan data.


FOTO PENGAMATAN





Senin, 25 April 2016

Review Jurnal : PEMBUATAN APLIKASI PENCARIAN HALTE TRANSJAKARTA TERDEKAT BERBASIS ANDROID

Link Jurnal :https://www.dropbox.com/sm/share_link/JURNAL_ILMIAH_UNIVERSITAS_GUNADARMA.pdf

PEMBUATAN APLIKASI PENCARIAN HALTE TRANSJAKARTA
TERDEKAT BERBASIS ANDROID

Metode Penelitian

Metode pnelitian dalam pembuatan aplikasi Pencarian Halte Transjakarta
Terdekat ini dengan :

  •  Perencanaan Dan Pengumpulan Data
Yaitu menyiapkan perangkat keras dan perangkat lunak yang akan
digunakan.


  •  Analisa Masalah
Dengan meningkatnya pengguna jasa transportasi Transjakarta
karena jasa transportasi Transjakarta dapat menghindari kemacetan
namun tidak semua masyarakat mengetahui letak dari posisi halte
Transjakarta yang terdekat dari posisinya berada.

  •  Perancangan Aplikasi
Merancang aplikasi Pencarian Halte Transjakarta Terdekat yang
memudahkan pengguna dalam memahami semua menu yang
terdapat pada aplikasi sehingga aplikasi dapat digunakan dengan
mudah.

  •  Pembuatan Aplikasi
Pada tahap ini penulis akan membahas langkah pembuatan aplikasi
Pencarian Halte Transjakarta Terdekat.

  • Implementasi Pada Simulator
Pada tahap ini aplikasi akan di uji coba dengan menggunakan
simulator untuk melihat apakah aplikasi yang dibuat berjalan
dengan baik atau sebaliknya, sebelum aplikasi didistribusikan ke
telepon genggam Android.

  • Uji Coba Aplikasi Pada Telepon Genggam Andoid
Pada tahap ini penulis akan melakukan uji coba aplikasi pada
telepon genggam Android penulis dan melakukan uji coba terhadap
10 responden untuk menguji aplikasi yang telah dibuat ini dengan
memberikan kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan.



Tujuan Penelitian

Tujuan penulisan ini adalah mengembangkan aplikasi pada mobile
handphone dengan harapan dapat mempermudah masyarakat dalam mendapatkan informasi halte transjakarta terdekat dari posisinya. Dan aplikasi ini menginformasikan jalan menuju halte transjakarta tersebut. Dengan aplikasi ini pengguna juga dapat melihat cctv dari halte tersebut, mencari rute antar halte dan peta setiap koridor.

Karangan Ilmiah Populer [Resensi Buku]





Sumber : http://arinnisya.blogspot.co.id/2015/03/resensi-koala-kumal-cinta-tahu-kemana.html

Rabu, 30 Maret 2016

Cara Crimping kabel LAN

Untuk menyambung kabel UTP ke konektor RJ-45 terdapat dua tipe penyambungan, yaitu straight dan cross, di mana keduanya memiliki fungsi yang berbeda. Pengkabelan dengan cara straight digunakan untuk menyambungkan PC dengan hub/switch sedangkan pengkabelan dengan cara cross digunakan untuk menghubungkan pc ke pc langsung tanpa hub/switch atau menghubungkan hub/switch dengan hub/switch. Untuk praktek penyambungannya, paling tidak kita memerlukan : 

1. Kabel UTP
2. Konektor RJ-45
[kabel2.jpg]
3. Tang Crimping
[SC+LN224.jpg] 
4. LAN Tester (optional)
[kabel6.jpg]
Berikut urutan pengkabelannya : 
1. Tipe pengkabelan straight
Kita akan coba membuat kabel straight, pertama kupas-lah pelindung luar kabel UTP lalu atur agar lurus kabel-kabel didalamnya. Urutkan posisinya berdasarkan diagram di bawah. Potong ujung kabel dengan gunting agar rata. Masukkan kedalam konektor RJ-45 lalu di crimping dengan tang crimping. Ikuti caranya untuk ujung kedua sama dengan langkah pertama. Masukkan ujung kedua kabel kedalam LAN-tester lalu periksa, jika semua lampu 1-8 terhubung maka kabel ini sudah siap kita pakai.

Urutan Ujung A 

1. Putih Orange
2. Orange
3. Putih Hijau
4. Biru
5. Putih Biru
6. Hijau
7. Putih Coklat
8. Coklat 


Urutan Ujung B
1. Putih Orange
2. Orange
3. Putih Hijau
4. Biru
5. Putih Biru
6. Hijau
7. Putih Coklat
8. Coklat
2. Tipe Pengkabelan Cross
Untuk kabel cross juga sama seperti langkah diatas, hanya bedanya harap perhatikan salah satu ujung yang berbeda. Adapun standard per-kabelan ini yang dijaminkan adalah kurang lebh 100 meter, diatas 100 meter kemungkinan akan mengalami loss.
Jika ada yang bertanya bagaimana membedakan kabel straight dan kabel cross? Sebenarnya mudah saja, perhatikan ujung dari kedua kabel tersebut lihat diagram-nya bila yang pertama adalah putih orange lalu kedua putih orange juga sudah pasti itu kabel straight, sedangkan kabel cross salah satu ujungnya dimulai dengan putih hijau.


Urutan Ujung A
1. Putih Orange
2. Orange
3. Putih Hijau
4. Biru
5. Putih Biru
6. Hijau
7. Putih Coklat
8. Coklat 


Urutan Ujung B
1. Putih Hijau
2. Hijau
3. Putih Orange
4. Biru
5. Putih biru
6. Orange
7. Putih coklat
8. Coklat

B. Teknik Crimping
1. Siapkan bahan-bahan di atas.
2. Buka lapisan kebel UTP dengan gunting atau alat pemotong lain sesuai dengan ukuran pas agar dapat masuk ke RJ-45.
3. Setelah itu buat susunan warna (tentukan cara pengkabelan cross atau straight)
4. Potong susunan kabel tersebut (ratakan) dengan gunting atau tang crimping.


5. Masukkan kabel UTP yang telah diratakan ke dalam RJ-45 dengan benar.
6. Masukkan dan jepitkan kabel UTP dan RJ45yang telah disatukan pada lubang yang terdapat pada tang crimping.
7. Untuk pengecekan sambungan, masukkan kedua ujung kabel utp yang telah terpasang RJ-45 ke dalam LAN tester lalu periksa, jika semua lampu 1-8 menyala semua  maka kabel ini sudah siap kita pakai.


 Sumber :
http://caralengkap.com/2012/10/cara-crimping-kabel-lan-straight-dan-cross.html

Rabu, 23 Maret 2016

Berpikir Deduktif



Silogisme Kategorial :
Semua Mahasiswa kelas 3KA34 adalah laki-laki
Jessy adalah Mahasiswa
Jadi, Jessy adalah laki-laki

Silogisme Hipotesis :
Jika hari ini hujan, saya akan pakai payung
Hari ini hujan
Maka saya akan pakai paying

Silogisme Alternatif :
Budi berada di Metropolitan Mall atau Grand Metropolitan
Budi tidak berada di Grand Metropolitan
Jadi, Budi berada di Metropolitan Mall

Entimem:
Jessy harus bekerja keras, karena ia ingin cepat lulus kuliah
C : Jessy
B : harus bekerja keras
A : cepat lulus kuliah

Generalisasi :
Jika dibakar botol minum akan meleleh, jika dibakar sedotan akan meleleh, dan jika  emberpun dibakar akan meleleh, jadi, jika benda plastik dibakar akan meleleh.

Analogi :
Belajar matematika butuh ketelitian apalagi ketika mempelajari beberapa bab tertentu yang butuh tingkat ketelitian yang tinggi. Sama seperti kita mencari jarum di tumpukan jerami ialah hal yang susah namun bukanlah mustahil jika dilakukan dengan penuh semangat dan konsentrasi.

Hubungan Kausal :
1. Sebab- akibat.
Contoh: Penebangan liar dihutan mengakibatkan tanah longsor.
2. Akibat – Sebab.
Contoh:Bambang juara kelas disebabkan dia rajin belajar dengan baik.
3. Akibat – Akibat.
Contoh: Joko melihat kecelakaan dijalanraya, sehingga Joko beranggapan adanya korban kecelakaan.